Jumat, 29 Juni 2007

LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PEJABAT PEMERINTAH UNTUK MENANGGULANGI HIV/AIDS

LATAR BELAKANG
Pejabat pemerintahan memiliki kemampuan untuk turut serta dalam memerangi epidemi HIV/AIDS. Pejabat pemerintahan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah/kabupaten merupakan orang-orang terpilih yang bertindak sebagai pemimpin. Masyarakat yang telah memilih, memberikan mandat dan kepercayaan agar setiap pejabat selalu mementingkan kemanusiaan. HIV/AIDS merupakan masalah kemanusiaan yang mengancam, khususnya di Kabupaten Jember. Tanpa kepedulian pejabat pemerintahan, epidemi penyakit ini akan semakin membesar. Kepemimpinan yang dimiliki memberikan suatu pengaruh dan sumber daya yang diperlukan untuk memperoleh kemajuan.
HIV/AIDS menjadi salah satu prioritas dikarenakan menjelang akhir tahun 2002, lebih dari 23 juta orang meninggal karena AIDS; 42 juta lainnya terinfeksi HIV (virus yang menyebabkan AIDS). Dan lebih dari 5 juta infeksi baru terjadi setiap tahun, sekitar setengahnya adalah kalangan orang muda berusia antara 15 sampai dengan 24 tahun (UNICEF). Pada umumnya, aktivitas seksual dimulai pada usia remaja. Di banyak negara anak-anak perempuan dan laki-laki yang belum menikah sudah aktif secara seksual sebelum mencapai 15 tahun. Survei terahir terhadap anak laki-laki yang berusia 15 – 19 tahun di Barazil, Hungaria, dan Kenya, menemukan bahwa lebih dari seperempatnya dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia mereka mencapai 15 tahun. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan membuat kaum muda cenderung tidak melindungi diri dari HIV. Selain itu, kesalahpengertian mengenai HIV/AIDS menyebarluas dikalangan kaum muda. Hal ini bervariasi dari suatu budaya ke budaya yang lain ditambah lagi dengan gosip-gosip tertentu baik tentang cara penyebaran HIV dan juga tentang bagaiman menghindarinya.
Diestimasikan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS sekitar 4 sampai dengan 5 kali lebih besar dari data yang ada. Hal ini dikarenakan masih banyak penderita yang belum diketahui status HIV/AIDSnya. Fenomena gunung es ini memang selalu terjadi pada berbagai wilayah di seluruh nusantara maupun dunia internasional. Dikhawatirkan banyak penderita yang belum mengetahui status HIV/AIDSnya memiliki perilaku berisiko tinggi sehingga berpeluang besar menyebarkan virus mematikan ini.

FAKTA SEPUTAR HIV/AIDS
HIV adalah Human Immunodefficiency Virus. HIV merusak sistem kekebalan tubuh, melemahkannya sampai tidak dapat lagi melawan penyakit yang lain. Orang yang terinfeksi HIV biasanya hidup selama lima tahun tanpa tanda-tanda penyakit dan kelihatan sehat. Tes darah merupakan cara paling akurat bagi seseorang untuk mengetahui apakah ia terinfeksi HIV. Sedangkan AIDS adalah Acquired Immune Defficiency Syndrome. Orang-orang yang hidup dengan AIDS menjadi semakin lemah karena tubuh mereka kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit. Penyakit yang paling umum yang mematikan orang dengan AIDS adalah tuberkulosis, pneumonia, diare, dan sejenis kanker. Pada orang dewasa, AIDS kira-kira berkembang 7 sampai dengan 10 tahun sesudah terinfeksi HIV. Pada anak-anak kecil, penyakit-penyakit biasanya berkembang lebih cepat.
Obat-obatan dapat menolong orang-orang dengan HIV/AIDS. Tetapi pengobatan dengan obat-obatan retroviral menjadi efektif karena dapat menjaga orang dengan HIV/AIDS tetap hidup dengan sehat, biasanya selama bertahun-tahun dan kadang-kadang untuk jangka waktu yang tidak terbatas. HIV menyebar melalui hubungan seksual yang tidak aman (penyebab sebagian besar infeksi), tranfusi darah yang tidak di-screening, jarum suntik dan alat suntik yang terkontaminasi (2% dari infeksi baru yang terjadi setiap tahun merupakan akibat dari gagalnya menjaga sterilisasi dalam pelayanan kesehatan), dan dari wanita hamil yang terinfeksi kepada bayinya selama mengandung, persalinan atau menyusui.
HIV hanya menyebar apabila cairan tubuh tertentu dari orang terinfeksi (darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu) masuk ke dalam tubuh orang lain. Cairan tubuh lainnya (air mata, ludah, air seni, keringat, dll) tidak menyebarkan virus. Virus ini mampu berkembang biak secara cepat, hanya dalam hitungan jam orang-orang yang baru terinfeksi dapat menularkan pada orang lain. Namun demikian HIV/AIDS tidak menular melalui kontak sosial seperti ciuman, bersalaman, pelukan, berbagi gelas, berbagi kamar mandi, kolam renang, maupun gigitan serangga.


BEBERAPA HAL YANG DAPAT DILAKUKAN
Apabila para Pejabat Pemerintahan Kabupaten Jember memiliki keinginan politik yang kuat dan memiliki tekad untuk bertindak, mereka pasti mampu menekan penyebaran HIV dan memperkecil kehancuran yang diakibatkannya. Menurut Nelson Mandela (Mantan Presiden Afrika Selatan), “penyebaran pandemi AIDS sekarang telah begitu mengkhawatirkan, sehingga sekarang tidak ada waktu lagi bagi kita untuk sekedar bersimpati dan berpikir dan hanya memperbincangkan saja...yang dibutuhkan sekarang adalah tindakan nyata dalam setiap hari dan setiap jamnya”. Berikut ini tindakan nyata yang dapat dilakukan pejabat pemerintahan di tingkat Kabupaten Jember:
1. Hentikan ketidakpedulian melalui kejujuran.
• Buka ketertutupan mengenai HIV/AIDS dengan melibatkan kaum muda itu sendiri, para orang tua, guru-guru, para pekerja kesehatan dan sosial, anggota masyarakat dan anggota dewan yang peduli terhadap kaum muda.
• Gunakan informasi yang dimiliki secara spesifik untuk mendemonstrasikan bagaimana kaum muda sangat rentan, menulari atau mempengaruhi secara lokal maupun nasional. Diskusikan bagaimana kaum muda sangat rentan terhadap HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
• Diskusikan isu-isu sosial dan budaya yang menghambat pencegahan, seperti diskriminasi jender, kekerasan terhadap anak, eksploitasi seksual, pemerkosaan, kekerasan para pekerja domestik, dan suntikan narkoba.
• Tanyakan kepada kaum muda, termasuk yang hidup dengan HIV/AIDS dan kepada mereka, khususnya yang mempunyai risiko tinggi terhadap penularan mengenai kepedulian dan harapannya.
• Tanyakan kepada kaum muda informasi, pelayanan, dan dukungan apa yang mereka butuhkan untuk konseling, pencegahan, pengemanan, pengobatan, dan perawatan.
• Dukung kaum muda untuk mendiskusikan seksualitas, tekanan dari teman sebaya dan orang dewasa, diskriminasi jender, kekerasan, dan isu-isu lainnya yang mempengaruhi resiko terkena HIV.
• Tekankan bahwa kaum muda bukan merupakan masalah namun sebuah modal yang tak ternilai yang dapat berbuat maksimal melalui bantuan diri sendiri dan inisiatif individual, seperti konseling teman sebaya dan sekolah dan program pemberdayaan masyarakat.
• Dukung komitmen secara individual maupun masyarakat lalu ambil tindakan.
2. Hentikan ketakutan dan prasangka buruk.
• Tingkatkan rasa pengertian dalam memenuhi kebutuhan emosi, sosial dan fisik untuk kaum muda baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, pelayanan kesehatan, dan tempat-tempat lainnya dimana kaum muda tersebut membutuhkan dukungan lebih dari orang dewasa.
• Tingkatkan perhatian, dukungan dan pengamanan untuk kaum muda yang hidup dengan HIV/AIDS, khususnya mereka yang sangat rentan terhadap penularan, dan yang telah menjadi yatim piatu atau yang hidup dengan orang tua yang tertular HIV/AIDS.
• Menjembatani masyarakat dan kaum muda yang terasing dan marginal kemudian mengakhiri diskriminasi terhadap mereka.
• Lawan prasangka buruk orang dewasa terhadap hak kaum muda untuk mendapatkan akses informasi, pelayanan atau metode pencegahan untuk kesehatan reproduktif dan seksual, mendapatkan tes secara sukarela dan rahasia, serta untuk pencegahan narkoba dan alkohol.
3. Beri dukungan dalam pembuatan kebijakan, undang-undang dan alokasi anggaran.
• Agar bisa menjangkau sasaran seluas-luasnya melalui pendidikan keterampilan tentang pencegahan HIV/AIDS di sekolah maupun melalui kelompok masyarakat, pusat kegiatan masyarakat, kegiatan penjangkauan, antara lain kegiatan pencegahan HIV, konseling dari-dan-untuk kaum muda, dan konseling soal narkoba dan alkohol.


• Untuk memperbanyak kesempatan bagi anak perempuan masuk sekolah dan terus melanjutkan pendidikannya.
• Untuk menyediakan layanan kesehatan dan sosial yang peka terhadap masalah jender dan sesuai kebutuhan kaum muda, antara lain menyediakan jasa konseling dan pemeriksaan secara suka rela dan rahasia, kondom, layanan kesehatan seksual dan reproduksi, konseling dan pencegahan agar kaum muda tidak mengkonsumsi alkohol dan narkoba, serta konseling untuk mengatasi stres dan perasaan sedih.
• Untuk menekan risiko kaum muda tertular HIV, terutama mereka yang sangat rentan, antara lain dengan memberi perlindungan dan mata pencaharian alternatif bagi anak muda penyalahguna narkoba atau yang menjadi pekerja seks.
• Untuk mengupayakan agar kaum muda diikutsertakan dalam pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan dari-dan-untuk mereka serta program pencegahan HIV.
• Untuk melindungi kaum muda dari segala bentuk penganiayaan, tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi (dari berbagai sumber).


KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya maka disimpulkan bahwa pertama, kaum muda adalah harapan terbesar dalam rangka memerangi HIV/AIDS. Mereka lebih mudah belajar berperilaku aman dan memepertahankannya. Dan kedua, tindakan tegas adalah sesuatu yang perlu diambil oleh para pemimpin di pemerintahan.
Hal ini dipertegas menurut Koffi A. Annan (Mantan Sekjen PBB) bahwa, “...Sesungguhnya persoalan AIDS adalah sebuah ujian bagi kepemimpinan. Kepemimpinan adalah dasar dari setiap kemajuan yang sudah kita raih selama ini...”.

Tidak ada komentar: